Jumat, 18 Maret 2011

JANGAN MENYERAH , sebuah hikmah dari bencana gempa di Jepang.

Banyak hal terjadi bulan ini. Kadang terjatuh, terjerembab, terengah-engah sampai ada saat ingin menyerah. Sebagai manusia biasa hal tersebut sebuah hal yang lumrah dialami setiap individu dalam perjalanan hidupnya. Mencoba bersikap tenang dengan tetap mencari solusi. Meraba- raba adakah hikmah yang akan didapat dari semua kejadian ini. Sampai saat mengetahi tragedi bencana yang menimpa Jepang.
Saat itu seolah terhenyak, Ya Tuhan apa yang ku alami saat ini ternyata jauh dibandingkan apa dialami di sana. Tidak ada tangis yang berlebihan, tidak ada reaksi yang berlebihan, semua seolah pasrah dan siap dengan segala resiko yang dihadapi.
Jepang adalah negara dengan kondisi geografis yang terletak dalam ring of fire sama seperti negara kita. Bedanya dengan negara kita adalah Jepang telah mempersiapkan diri dengan baik , karena itu ada pendapat yang mengatakan " No country may be better prepared for a major earthquake than Japan " . Gempa tahun 1923 dengan korban meninggal 100. 000 nyawa, gempa kobe tahun 1995 menewaskan 6.000 nyawa.
Pemerintah dan rakyatnya bahu membahu melalui bencana tersebut dengan sadar. Tidak ada penjarahan, tidak ada kekacauan, kesigapan petugas . Menunjukkan kepada kita siapa mereka.
Jika mengambil benang merah dengan negara kita, gempa Aceh, Padang, Bantul, Pangandaran. Seharusnya memberikan kita pemahaman, gempa bukan hanya bicara tentang takdir Tuhan, tapi kesadaran kita sebagai manusia yang lemah seharusnya memberikan kita pemahaman untuk lebih mempersiapkan segala hal yang mampu dan sanggup kita lakukan untuk meminimalisir korban yang jatuh. Karena gempa sebenarnya tidak membunuh, akibat yang terjadi karena gempalah yang memakan korban. Runtuhnya bangunan, tsunami yang menyapu daerah pinggir pantai.
Ada satu hal yang menggelitik, ketika bencana gempa ini dibahas di depan kelas. Salah satu siswa menjawab dengan kepolosannya bahwa rakyat Jepang akan bangkit lagi dalam hitungan hari. Sebuah jawaban yang kembali menohok kita, sedemikian tangguhkah orang Jepang. Tangguh dalam artian sesungguhnya, jika kita menengok jauh kebelakang saat Hirosima dan Nagasaki di bombardir bom atom. Dalam hitungan tahun mereka dapat bangkit dan menjadi negara super power di bidang teknologi.
Gempa Jepang kembali mengingatkan kita kualitas seperti apakah diri kita. Apakah hanya seorang yang menghiba - hiba kepada Tuhan saat terjadi musibah, mencari kambing hitam. Kemudian terpuruk dan enggan untuk bangkit atau kita akan menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah seberat apapun cobaan yang akan Tuhan timpakan kepada kita . Karena sesungguhnya kualitas seseorang teruji pada saat dia tertimpa cobaan / bencana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar