Selasa, 03 Mei 2011

NII, OSAMA , RADIKALISME, ada apa sebenarnya dengan manusia ?

Seperti menjadi pekerjaan media masa, baik cetak maupun elektronik yang memperdagangkan teror, kriminalitas, rasa takut dan penderitaan manusia.
NII dengan segala seluk beluknya telah memberi lahan agar media mempunyai sesuatu untuk di tayangkan. Walaupun, memang betul NII itu ada dengan Mahad Az-Zaytun Indramayu dengan Panji Gumilang sebagai dedengkotnya. Bersamaan dengan NII terjadi pemboman di mesjid Az-Zikra di Mapolresta Cirebon, yang kebetulan menjadi tempat dimana aku tinggal. Bom Cirebon, NII belum reda muncul berita kematian Osama bin Laden dengan segala kontroversinya.
Radikalisme, kekerasan telah menjadi bahasa sehari-hari kita. Kekerasan yang membudaya tidak lagi dianggap sebagai perilaku meyimpang jika hal tersebut dilakukan banyak orang. Terbukti dengan hasil survey yang diadakan di 100 sekolah di Jakarta , dengan angka 48,7 % remaja menganggap radikalisme yang dilakukan atas nama agama dianggap sebagai suatu kebenaran .Pertanyaannya apakah kita sebagai pelaku radikalisme atau korban radikalisme itu sendiri telah menganggap radikalisme sebagi sesuatu hal yang lumrah.
Terlalu berat dan besar jika kita membicarakan radikalisme dengan melihat bom Cirebon, NII atau Osama, karena dalam keseharian kita disekitar kita sering kita melihat radikalisme di sekilar kita, bahkan kita sering kali menjadi pelaku radikalisme itu sendiri.
Cara kita memperlakukan sesamanya terutama orang yang secara struktural dibawah kita, cara orang tua memperlakukan anak-anaknya, cara memperlakukan negara terhadap rakyatnya.
Jusuf Kalla berkata bahwa radikalisme akan tumbuh subur selama keadilan belum ditegakkan. Jadi kita tidak bisa berharap akan terjadi deradikalisme di dunia selama masih ada ketidakadilan. Seperti halnya surga dan neraka sebagai sebuah pasangan. Kitapun tidak dapat berharap akan timbul kesejahteraan selama terdapat perrilaku yanfg tidak adil, padahal ketidakadilan, kesewenangwenangan , kejahatan itu akan selalu ada karena adanya kebaikan, kabijaksanaan. Jadi jangan terlalu berharap dunia akan aman tentram karena hakikatnya akan selalu ada dua sisi di dunia ini. Keputusan kitalah untuk memilih sisi yang mana, apakah sisi kegelapan atau terang. Karena pada dasarnya dua sisi itu akan selalu ada selama manusia itu hidup dan selama dunia masih berputar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar