Jumat, 06 Mei 2011

MEREKA SELALU MEMPUNYAI PENGHARAPAN TINGGI

Pada tanggl 10 April 2011, di desaku terselenggara pemilihan kuwu ( kepala desa ) , setelah selama 10 tahun kuwu sebelumnya memegang jabatan.
Ada banyak rumor terhadap kinerja kuwu lama, seperti biasanya rumur selalu identik dengan hal - hal yang negatif walaupun patut dipertanyakan kebenarannya.
Dan, ternyata aku masih diakui sebagai salah satu warga masyarakat desaku. satu diantara 3000 pemilik hak pilih, yang dibuktikan dengan di dapatkannya surat .
Jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu desa, sudah banyak terdapat gosip berkenaan dengan ke2 calon kuwu tersebut yang kebetulan terdiri atas satu perempuan ( adik kuwu lama ) dan satu laki - laki. Dari keinginan untuk mendapatkan kuwu baru yang tidak ada hubungannya dengan kuwu lama sampai dengan keinginan sekelompok orang untuk mempertahankan kuwu lama melalui adiknya.
Kakakku yang sudah tidak memiliki hak pilih sengaja datang untuk menonton acara pemilihan kuwu tersebut.
Seminggu sebelum pemilihan sudah banyak tedapat pedagang di sekitar kelurahan. Dari pedagang baso, mie pangsit, martabak, sate yang sengaja datang.
Malam hari sebelum pemilihan, semakin banyak isu berkembang dari pernyataan calon kuwu pria yang mengklarifikasi bahwasanya dia tidak pernah berniat mengganti pamong kalau dia menjadi kuwu, pembagian uang per kepala Rp 20.000, isu santet dan sebagainya.
Aku sndiri bingung mau memilih yang mana, karena sejak lama aku tidak ada di desa kelahiranku . Dan, hanya datang pada saat ada keperluan.
Dan, puncak acaranya sudah dimulai sejak pagi hari kalau tidak bisa dikatakan subuh.
Dimulai dengan kedatangan calon kuwu perempuan yang berdasarkan penasehat spiritualnya harus datang pagi sebelum lawannya, pedagang yang semakin membludak, para tim sukses ( bagong ) yang berkeliaran dengan menggunakan pakaian hitam- hitam. Semuanya memeriahkan sekaligus membuat suasana semarak tapi juga mencekam.
Aku jam 9 pagi sudah nongkrong di lapangan balai desa, dekat pohon cemara. Bukan untuk ikut memilih tapi menonton. Karena setelah melihat kedua calon kuwu tersebut aku putuskan untuk tidak memilih. Karena keduanya terlihat seperti korban yang terlihat menyedihkan. Calon perempuan dengan penampilan yang kata beberapa orang suram, terlihat menyedihkan. Calon kuwu yang satunya gagah perkasa, dengan para ponggawa yang mengawal terlihat berseri -seri ditambah dupa kemenyan yang mengelilingi tempat duduknya. Sungguh sebuah paradoks dan irono, karena untuk dapat duduk diatas singgasana tersebut mereka telah mengeluarkan begitu banyak uang. jadi siapapu yang akan menjadi kuwu sebenarnya telah menjadi korban dari sebuah sistem materialisme.
Jadi , gak ada alasan buatku untuk memilih karena :
- Aku selama ini tidak mendapat keuntungan apapun dengan adanya perangkat desa, aku buat KTP harus tetap membayar dengan jumlah yang besar.
- dari pengalaman sebelumnya siapapun yang menjadi kuwu hanya akan memperkaya diri si kuwu itu sendiri.
- Tidak ada kemajuan yang berarti yang terlihat di desaku.
- Ini yang terpenting, siapapun yang akan mejadi kuwu tidak akan memberi dampak yang berarti , kecuali memperkaya kuwu itu sendiri.

Kesimpulannya aku apatis.....
Tapi, apa yang terjadi ???
Pagi itu aku banyak bertemu dengan teman - teman SDku, dan mereka beranggapan inilah saatnya untuk merubah masa depan ke arah yang lebih baik. Seperti sinar matahari pagi yang selalu disambut ceria umat manusia di dunia. Ratu adil selalu mereka harapkan untuk menjadikan mereka kehidupan yang lebih baik.
Masya Alloh, mereka tidak menyalahkan keadaan, kesengsaraan yang mereka hadapi tidak menjadikan mereka pribadi - pribadi yang apatis.
Ini pelajaran bagiku, jangankan menyalahkan Tuhan, bahkan manusia di depan mata mereka yang mempunyai andil untuk membahagiakan atau menyengsarakan mereka tidak mereka persalahkan dan tetap mempunyai pengharapan . Benar - benar pribadi yang tulus. Jadi apakah aku pada akhirnya menggunakan hak pilihku ???

Kamis, 05 Mei 2011

LUKA BAKAR CUMA AIR OBATNYA

4 hari yang lalu terjadi kegaduhan setelah anak perempuan temanku terkena air panas. Saat itu aku dengan beberapa anak sedang kumpul sekedar untuk mengobrol. Ketika tiba - tiba istri dari temanku berlari dengan menangis. Beberapa saat kemudian, diketahui putrinya terkena air panas dengan kondisi luka di sekitar lengan dan daerah dada. Ketika ditanya langkah pertama yang dilakukan untuk mengobatinya ternyata si ibu telah memberi anak tersebut odol ( pasta gigi ), pada saat itu secepatnya aku menyarankan untuk diberi air mengalir dari kran.
Kejadian tersebut memberikan kita pemahaman bahwasanya banyak diantara kita yang masih mempunyai pengetahuan bahwasanya pada saat terjadi kecelakaan akibat terkena air panas kita sering kali masih memberi korban dengan pasta gigi, padahal dari beberapa sumber diketahui bahwa pemberian pasta gigi akan memperparah kondisi si korban karena akan menyebabkan infeksi.

Sebelum menginjak ke pertolongan pertama yang dapat kita lakukan pada saat terjadi kecelakaan, berikut ini akan kita bahas mengenai sumber panas itu sendiri, yaitu :
1. api, sertika yang sedang dipakai, ledakan kompor, air atau minyak panas.
2. bahan kimia, ( asam kuat atau basa kuat ) dan radiasi
3. sengatan listrik
4. air panas dibedakan menjadi air panas bersih dan air panas kotor ( kuah bakso, soto ) , yang apabila tidak segera dibersihkan akan tumbuh bakteri.

JANGAN PAKAI AIR DINGIN ( ES ), karena akan menyebabkan luka lebih dalam ( hipotermia ( menurunnya suhu tubuh ) dan gangguan irama jantung.

Berikut ini pertolongan pertama pada saat terjadi luka bakar / panas.
Yang perlu diperhatikan adaah mengetahui penyebab terjadinya luka;
1. Bila terciprat atau tersiram air panas segera siramkan air ke bagian tubuh yang panas. Kalau perlu , rendam atau kompres selama 5 - 15 menit.

2. Jika pakaian korban terbakar, jangan biarkan berlarian kesana - kemari. Mintalah ia bergulling - guling supaya apinya padam. Kalau masih belum padam juga, siramkan air atau lingkupi dengan kain bersih yang dibasahi. Jika korban menggunakan kain katun yang mudah menempel pada tubuh , maka melepaskannya jangan ditarik paksa. Gunting bahan itu dan lepaskan secara hati - hati. Begitu juga dengan segala perhiasan harus segera dilepas untuk melepaskan panas.

3. Bila korban terkena bahan kimia langsung siram atau rendam dengan air. Lakukan hati - hati jangan sampai cairan kimia menyebar ke bagian tubuh lain. Lepaskan pula pakaian korban yang terkena bahan kimia. Sebisa mungkin si penolong menghindai kontak langsung dengan korban dan baju yang dikenakan. Bila ada pakailah sarung tangan, masker, baju pelindung, dan kaca mata pelindung.

4. Bila terkena sengatan arus listrik, matika segerra sumber listriknya. Atau putuskan korban dari sumber listrik dengan kayu kering atau bahan lain yang kedap listrik seperti plastik atau karet. Ingat, saat menolong pakailah alas kaki kering agar tidak ikut tersetrum Bila korban tak sadarkan diri, periksalah napas dan denyut nadinya. Kalau terganggu berikan pernapasan buatan dan baa ke rumah sakit.

Selasa, 03 Mei 2011

Bapakku yang sedang marah

Dulu, aku punya kebiasaan baik yaitu kemampuanku untuk mendengarkan. Setelah bertambahnya usia kemampuan tersebut semaki memudar kalau tidak dikatakan dengan menghilang, sejalan dengan bertambahnya usia dan arogansi, serta ego yang semakin tinggi. Memonopoli pembicaraan, mengklaim kebenaran, memotong pembicaraan dan menghakimi menjadi bahasa sehari - hariku.
Hari ini kebetulan terdapat kesempatan kalau tidak dikatakan kebetulan, aku mempunyai banyak waktu untuk mendengarkan Bapak Budi ( kita panggil saja demikian ) bercerita selama hampir dua jam, dengan sesekali ( hanya sesekali ) aku memotong pembicaraannya. Beliau bercerita tentang sejarah perjalanan hidupnya selama hampir 32 tahun mengabdi dengan majikannya bernama Bapak Asep.
Pak Budi bercerita tentang penderitaannya mengabdi dengan Bapak Asep, betapa dia sering diperlakukan secara tidak adil, dipanggil dengan panggilan yang tidak sopan, diambil haknya. Semua itu mengalir tanpa tendeng aling-aling. Selama ini hubunganku dengan Bapak Budi hanya hubungan kerja, karena aku tidak mau repot terlibat hubungan yang mendalam dengan teman kerja, karena dunia kerja tidak dapat kita pungkiri penuh dengan gosip. Jadi prinsipku, bekerja dengan baik, tidak merugikan rekan kerja , tidak merugikan lembaga itu cukup. Kenapa harus ribet ngobrol kesana - kemari ?
Pendapatku itu ternyata ada kelirunya juga. Menjadi pendengar yang baik ternyata berbeda dengan menjadi penggosip. Menjadi pendengar mungkin tidak menyelesaikan masalah tapi tidak juga menimbulkan gosip . Kemampuan bisa juga kita sebut keterampilan mendengar dibutuhkan banyak orang . Orang yang berbicara dengan kita , seringkali tidak membutuhkan solusi, mereka hanya butuh orang yang peduli dengan penderitaannya. Memahami bukan pula berarti menceburkan diri kepada permasalahan orang tersebut sehingga memungkinkan muncul pendapat yang akan memperkeruh masalah.
Menjadi pendengar yang baik, itu membutuhkan kesabaran yang sangat luar biasa. Karena mungkin saja apa yang kita dengar tidak sesuai dengan prinsip yang kita pegang.
Pendengar yang baik membutuhkan kelapangan hati dan ketulusan. Karena orang akan tahu bahwa kita tidak peduli atau tidak berempati dengan penderitaan orang tersebut
Pendengar yang baik adalah sebuah sikap yang berat, karena akan sangat sulit bagi kita menekan ego kita saat berbicara dengan orang sangat mendominasi pembicaraan.
Menurutku salah satu pendengar yang baik itu adalah Desi Anwar. Tidak ada satupun yang akan menolak bahwa Desi Anwar adalah pibadi yang pintar dan berpengetahuan luas. Tapi ketika dia mewawancara lawan bicaranya kepribadiannya luruh yang ada hanya tokoh yang dia ajak bicara. Bahasa tubuh, cara dia memandang, intonasinya mencerminkan bahwa lawan bicaranyalah penguasa percakapan. Dia dengan sabar mendengarkan lawan bicaranya. Keterarampilan tersebut tidak akan hadir tanpa kerendahatian yang tinggi.
Jadi kalau selama ini semua orang berlomba menjadi orator, pembicara utama. Tidak adakah yang ingin menjadi pendengar yang baik ??

NII, OSAMA , RADIKALISME, ada apa sebenarnya dengan manusia ?

Seperti menjadi pekerjaan media masa, baik cetak maupun elektronik yang memperdagangkan teror, kriminalitas, rasa takut dan penderitaan manusia.
NII dengan segala seluk beluknya telah memberi lahan agar media mempunyai sesuatu untuk di tayangkan. Walaupun, memang betul NII itu ada dengan Mahad Az-Zaytun Indramayu dengan Panji Gumilang sebagai dedengkotnya. Bersamaan dengan NII terjadi pemboman di mesjid Az-Zikra di Mapolresta Cirebon, yang kebetulan menjadi tempat dimana aku tinggal. Bom Cirebon, NII belum reda muncul berita kematian Osama bin Laden dengan segala kontroversinya.
Radikalisme, kekerasan telah menjadi bahasa sehari-hari kita. Kekerasan yang membudaya tidak lagi dianggap sebagai perilaku meyimpang jika hal tersebut dilakukan banyak orang. Terbukti dengan hasil survey yang diadakan di 100 sekolah di Jakarta , dengan angka 48,7 % remaja menganggap radikalisme yang dilakukan atas nama agama dianggap sebagai suatu kebenaran .Pertanyaannya apakah kita sebagai pelaku radikalisme atau korban radikalisme itu sendiri telah menganggap radikalisme sebagi sesuatu hal yang lumrah.
Terlalu berat dan besar jika kita membicarakan radikalisme dengan melihat bom Cirebon, NII atau Osama, karena dalam keseharian kita disekitar kita sering kita melihat radikalisme di sekilar kita, bahkan kita sering kali menjadi pelaku radikalisme itu sendiri.
Cara kita memperlakukan sesamanya terutama orang yang secara struktural dibawah kita, cara orang tua memperlakukan anak-anaknya, cara memperlakukan negara terhadap rakyatnya.
Jusuf Kalla berkata bahwa radikalisme akan tumbuh subur selama keadilan belum ditegakkan. Jadi kita tidak bisa berharap akan terjadi deradikalisme di dunia selama masih ada ketidakadilan. Seperti halnya surga dan neraka sebagai sebuah pasangan. Kitapun tidak dapat berharap akan timbul kesejahteraan selama terdapat perrilaku yanfg tidak adil, padahal ketidakadilan, kesewenangwenangan , kejahatan itu akan selalu ada karena adanya kebaikan, kabijaksanaan. Jadi jangan terlalu berharap dunia akan aman tentram karena hakikatnya akan selalu ada dua sisi di dunia ini. Keputusan kitalah untuk memilih sisi yang mana, apakah sisi kegelapan atau terang. Karena pada dasarnya dua sisi itu akan selalu ada selama manusia itu hidup dan selama dunia masih berputar.